PEMBAHASAN
A. Pengertian Psikologi
Psikologi adalah ilmu
pengetahuan
yang mempelajari perilaku manusia dalam hubungan dengan lingkungannya. Menurut asalnya katanya, psikologi berasal
dari bahasa Yunani Kuno: "ψυχή" (Psychē
yang berarti jiwa) dan "-λογία" (-logia yang artinya ilmu)
sehingga secara etimologis, psikologi
dapat diartikan dengan ilmu yang mempelajari tentang jiwa.
B.Sejarah Psikologi
Sebagai bagian dari ilmu
pengetahuan, psikologi melalui sebuah perjalanan panjang. Bahkan sebelum Wundt
mendeklarasikan laboratoriumnya tahun 1879, yang dipandang sebagai kelahiran
psikologi sebagai ilmu.
pandangan tentang manusia
dapat ditelusuri jauh ke masa Yunani kuno.Psikologi sendiri sebenarnya telah
dikenal sejak jaman Aristoteles sebagai ilmu jiwa, yaitu ilmu untuk kekuatan
hidup ( levens beginsel). Aristoteles memandang ilmu jiwa sebagai ilmu yang
mempelajari gejala - gejala kehidupan. Jiwa adalah unsur kehidupan (Anima),
karena itu tiap - tiap makhluk hidup mempunyai jiwa. Dapat dikatakan bahwa
sejarah psikologi sejalan dengan perkembangan intelektual di Eropa, dan
mendapatkan bentuk pragmatisnya di benua Amerika.
C. Metode Psikologi
Beberapa metodologi
dalam psikologi, di antaranya sebagai berikut :
- Metodologi
Eksperimental
Cara ini dilakukan biasanya di dalam
laboratorium dengan mengadakan berbagai eksperimen. Peneliti mempunyai kontrol
sepenuhnya terhadap jalannya suatu eksperimen. Yaitu menentukan akan melakukan
apa pada sesuatu yang akan ditelitinya, kapan akan melakukan penelitian,
seberapa sering melakukan penelitiannya, dan sebagainya. Pada metode
eksperimental, maka sifat subjektivitas dari metode introspeksi akan dapat
diatasi. Pada metode instrospeksi murni hanya diri peneliti yang menjadi objek.
Tetapi pada instrospeksi eksperimental jumlah subjek banyak, yaitu orang -
orang yang dieksperimentasi itu. Dengan luasnya atau banyaknya subjek
penelitian maka hasil yang didapatkan akan lebih objektif.
- Observasi
Ilmiah
Pada pengamatan ilmiah, suatu hal pada
situasi-situasi yang ditimbulkan tidak dengan sengaja. Melainkan dengan proses
ilmiah dan secara spontan. Observasi alamiah ini dapat diterapkan pula pada
tingkah laku yang lain, misalnya saja : tingkah laku orang-orang yang
berada di toko serba ada, tingkah laku pengendara kendaraan bermotor dijalan
raya, tingkah laku anak yang sedang bermain, perilaku orang dalam bencana alam,
dan sebagainya.
- Sejarah
Kehidupan (Metode Biografi)
Sejarah
kehidupan seseorang dapat merupakan sumber data yang penting untuk lebih
mengetahui “jiwa” orang yang bersangkutan, misalnya dari cerita ibunya, seorang
anak yang tidak naik kelas mungkin diketahui bahwa dia bukannya kurang pandai
tetapi minatnya sejak kecil memang dibidang musik sehingga dia tidak cukup
serius untuk mengikuti pendidikan di sekolahnya. Dalam metode ini orang
menguraikan tentang keadaaa, sikap - sikap ataupun sifat lain mengenai orang
yang bersangkutan. Pada metode ini disamping mempunyai keuntungan juga
mempunyai kelemahan, yaitu tidak jarang metode ini bersifat subjektif.
- Wawancara
Wawancara
merupakan tanya jawab si pemeriksa dan orang yang diperiksa. Agar orang
diperiksa itu dapat menemukan isi hatinya itu sendiri, pandangan-pandangannya,
pendapatnya dan lain-lain sedemikian rupa sehingga orang yang mewawancarai
dapat menggali semua informasi yang dibutuhkan.Baik angket atau interview
keduanya mempunyai persamaan, tetapi berbeda dalam cara penyajiannya.
Keuntungan interview dibandingkan dengan angket yaitu:
1.
Pada interview
apabila terdapat hal yang kurang jelas maka dapat diperjelas
2.
interviwer(penanya)
dapat menyesuaikan dengan suasana hati interviwee ( responden yang ditanyai)
3.
Terdapat
interaksi langsung berupa face to facesehingga diharapkan dapat membina
hubungan yang baik saat proses interview dilakukan.
5.
Angket
Angket
merupakan wawancara dalam bentuk tertulis. Semua pertanyaan telah di susun secara
tertulis pada lembar-lembar pertanyaan itu, dan orang yang diwawancarai tinggal
membaca pertanyaan yang diajukan, lalu menjawabnya secara tertulis pula.
Jawaban-jawabannya akan dianalisis untuk mengetahui hal-hal yang diselidiki.
- Pemeriksaan
Psikologi
Dalam bahasa populernya pemeriksaan psikologi
disebut juga dengan psikotes
Metode ini menggunakan alat-alat psikodiagnostik
tertentu yang hanya dapat digunakan oleh para ahli yang benar-benar sudah
terlatih. alat-alat itu dapat dipergunakan unntuk mengukur dan untuk mengetahui
taraf kecerdasan seseorang, arah minat seseorang, sikap seseorang, struktur
kepribadian seeorang, dan lain-lain dari orang yang diperiksa itu.
- Metode
Analisis Karya
Dilakukan dengan cara menganalisis hasil
karya seperti gambar - gambar, buku harian atau karangan yang telah dibuat. Hal
ini karena karya dapat dianggap sebagai pencetus dari keadaan jiwa seseorang.
- Metode
Statistik
Umumnya
digunakan dengan cara mengumpulkan data atau materi dalam penelitian lalu
mengadakan penganalisaan terhadap hasil; yang telah didapat.
D. Metode Psikologi Perkembangan
Pada Metode
Psikologi Perkembangan memiliki 2 metode, yaitu metode umum dan
metode khusus. pada metode umum ini pendekatan yang dipakai dengan pendekatan
longitudinal, transversal, dan lintas budaya. Dari pendekatan ini terlihat
adanya data yang diperoleh secara keseluruhan perkembangan atau hanya beberapa
aspek saja dan bisa juga melihat dengan berbagai faktor dari bawaan dan
lingkungan khususnya kebudayaan. Sedangkan pada metode khusus merupakan suatu
metode yang akan diselidiki dengan suatu proses alat atau perhitungan yang
cermat dan pasti. Dalam pendekatan ini dapat digunakan dengan pendekatan
eksperimen dan pengamatan.
Psikologi
kontemporer
Diawali pada abad ke 19, dimana saat itu berkembang
2 teori dalam menjelaskan tingkah laku, yaitu:
1. Psikologi
Fakultas
Psikologi
fakultas adalah doktrin
abad 19 tentang adanya kekuatan mental bawaan, menurut teori ini, kemampuan
psikologi terkotak-kotak dalam beberapa ‘fakultas’ yang meliputi berpikir,
merasa, dan berkeinginan. Fakultas ini terbagi lagi menjadi beberapa
subfakultas. Kita mengingat melalui subfakultas memori,
pembayangan melalui subfakultas imaginer, dan sebagainya.
2. Psikologi
Asosiasi
Bagian
dari psikologi kontemporer abad 19 yang mempercayai bahwa proses psikologi pada
dasarnya adalah asosiasi ide
yaitu bahwa ide masuk melalui alat indera
dan diasosiasikan berdasarkan prinsip-prinsip tertentu seperti kemiripan,
kontras, dan kedekatan.
E. Psikologi Sebagai Ilmu Pengetahuan
Walaupun sejak dulu telah ada
pemikiran tentang ilmu yang mempelajari manusia dalam kurun waktu bersamaan
dengan adanya pemikiran tentang ilmu yang mempelajari alam, akan tetapi karena
kerumitan dan kedinamisan manusia untuk dipahami, maka psikologi baru tercipta
sebagai ilmu sejak akhir 1800-an yaitu sewaktu Wilhem Wundt mendirikan
laboratorium psikologi pertama didunia.
Laboratorium Wundt
Pada tahun 1879 Wilhem Wundt
mendirikan laboratorium Psikologi pertama di University of Leipzig, Jerman.
Ditandai oleh berdirinya laboratorium ini, maka metode ilmiah
untuk lebih mamahami manusia telah ditemukan walau tidak terlalu memadai. dengan
berdirinya laboratorium ini pula, lengkaplah syarat psikologi untuk menjadi ilmu
pengetahuan, sehingga tahun berdirinya laboratorium Wundt diakui
pula sebagai tanggal berdirinya psikologi sebagai ilmu pengetahuan.
Berdirinya Aliran
Psikoanalisa
Semenjak tahun 1890an sampai kematiannya di 1939,
dokter berkebangsaan Austria bernama Sigmund Freud
mengembangkan metode psikoterapi yang dikenal dengan nama psikoanalisis.
Pemahaman Freud tentang pikiran didasarkan pada metode penafsiran, introspeksi,
dan pengamatan klinis, serta terfokus pada menyelesaikan konflik alam bawah
sadar, ketegangan mental, dan gangguan psikis lainnya.
Fungsi
Psikologi Sebagai Ilmu
Psikologi memiliki tiga fungsi sebagai ilmu yaitu:
- Menjelaskan,
yaitu mampu menjelaskan apa, bagaimana, dan mengapa tingkah laku itu
terjadi. Hasilnya penjelasan berupa deskripsi atau bahasan yang bersifat deskriptif
- Memprediksikan,
Yaitu mampu meramalkan atau memprediksikan apa, bagaimana, dan mengapa
tingkah laku itu terjadi. Hasil prediksi berupa prognosa,
prediksi
atau estimasi
- Pengendalian,
Yaitu mengendalikan tingkah laku sesuai dengan yang diharapkan.
Perwujudannya berupa tindakan
yang sifatnya preventif atau pencegahan, intervensi
atau treatment serta rehabilitasi
atau perawatan.
Pendekatan
Perilaku
Pendekatan perilaku, pada dasarnya tingkah laku
adalah respon
atas stimulus
yang datang. Secara sederhana dapat digambarkan dalam model S - R atau suatu
kaitan Stimulus - Respon. Ini berarti tingkah laku itu seperti reflek tanpa
kerja mental sama sekali.
Pendekatan
kognitif
Pendekatan kognitif menekankan bahwa tingkah laku adalah
proses mental, dimana individu (organisme) aktif dalam menangkap, menilai,
membandingkan, dan menanggapi stimulus sebelum melakukan reaksi. Individu
menerima stimulus lalu melakukan proses mental sebelum memberikan reaksi atas
stimulus yang datang.
Pendekatan
psikoanalisa
Pendekatan psikoanalisa dikembangkan
oleh Sigmund Freud.
Ia meyakini bahwa kehidupan individu sebagian besar dikuasai oleh alam bawah sadar. Sehingga
tingkah laku banyak didasari oleh hal-hal yang tidak disadari, seperti
keinginan, impuls, atau dorongan. Keinginan atau dorongan yang ditekan akan tetap
hidup dalam alam bawah sadar dan sewaktu-waktu akan menuntut untuk dipuaskan.
Pendekatan
fenomenologi
Pendekatan fenomenologi ini lebih
memperhatikan pada pengalaman subyektif individu karena
itu tingkah laku sangat dipengaruhi oleh pandangan individu terhadap diri dan
dunianya, konsep tentang dirinya, harga dirinya dan segala hal yang menyangkut kesadaran
atau aktualisasi dirinya. Ini berarti melihat
tingkah laku seseorang selalu dikaitkan dengan fenomena tentang dirinya.
F. Kajian Psikologi
Psikologi adalah ilmu yang luas dan ambisius,
dilengkapi oleh biologi
dan ilmu saraf pada
perbatasannya dengan ilmu alam dan dilengkapi oleh sosiologi
dan anthropologi pada
perbatasannya dengan ilmu sosial. Beberapa kajian ilmu psikologi
diantaranya adalah:
1. Psikologi perkembangan
Adalah bidang studi psikologi yang mempelajari
perkembangan manusia dan faktor-faktor yang membentuk prilaku seseorang sejak
lahir sampai lanjut usia. Psikologi
perkembangan berkaitan erat dengan psikologi
sosial, karena sebagian besar perkembangan terjadi dalam konteks
adanya interaksi
sosial.
Dan juga berkaitan erat dengan psikologi kepribadian,
karena perkembangan individu dapat membentuk kepribadian
khas dari individu
tersebut
2. Psikologi sosial
Bidang ini mempunyai 3 ruang lingkup, yaitu :
· studi
tentang pengaruh sosial
terhadap proses individu, misalnya : studi tentang persepsi,
motivasi
proses belajar, atribusi
(sifat)
· studi
tentang proses-proses individual bersama, seperti bahasa,
sikap sosial,
perilaku meniru
dan lain-lain
· studi
tentang interaksi kelompok, misalnya kepemimpinan,
komunikasi
hubungan kekuasaan, kerjasama
dalam kelompok, dan persaingan.
3. Psikologi kepribadian
Adalah bidang studi psikologi yang mempelajari
tingkah laku manusia dalam menyesuaikan diri dengan
lingkungannya, psikologi kepribadian berkaitan erat dengan psikologi perkembangan dan psikologi
sosial, karena kepribadian adalah hasil dari perkembangan
individu sejak masih kecil dan bagaimana cara individu itu sendiri dalam
berinteraksi sosial dengan lingkungannya.
4. Psikologi kognitif
Adalah bidang studi psikologi yang mempelajari
kemampuan kognisi,
seperti: Persepsi,
proses belajar,
kemampuan memori,
atensi,
kemampuan bahasa
dan emosi.
G. Wilayah Terapan Psikologi
Wilayah terapan psikologi adalah wilayah-wilayah
dimana kajian psikologi dapat
diterapkan. walaupun demikian, belum terbiasanya orang-orang Indonesia
dengan spesialisasi
membuat wilayah terapan ini rancu, misalnya, seorang
ahli psikologi pendidikan mungkin saja bekerja pada HRD sebuah perusahaan,
atau sebaliknya.
1. Psikologi sekolah
Psikologi sekolah berusaha menciptakan situasi yang
mendukung bagi anak didik dalam mengembangkan kemampuan akademik,
sosialisasi, dan emosi. Yang bertujuan untuk membentuk mind set anak
2. Psikologi industri dan organisasi
Psikologi industri memfokuskan pada
menggembangan, mengevaluasi dan memprediksi kinerja
suatu pekerjaan yang dikerjakan oleh individu,
sedangkan psikologi organisasi
mempelajari bagaimana suatu organisasi memengaruhi dan berinteraksi dengan
anggota-anggotanya
3. Psikologi kerekayasaan
Penerapan psikologi yang berkaitan dengan interaksi
antara manusia dan mesin
untuk meminimalisasikan kesalahan manusia ketika berhubungan dengan mesin (human
error)
4. Psikologi klinis
Adalah bidang studi psikologi dan juga penerapan
psikologi dalam memahami, mencegah dan memulihkan keadaan psikologis individu
ke ambang normal.
Psikologi
Pendidikan
A. Pengertian
Pendidikan adalah disiplin ilmu yang membahas perilaku
manusia, baik sebagai individu maupun kelompok dalam hubungannya dengan
lingkungan. Pendidikan adalah proses menumbuhkembangkan seluruh kemampuan dan
perilaku manusia melalui pengajaran. Dengan demikian, psikologi pendidikan
adalah disiplin psikologi yang berhubungan dengan masalah-masalah kependidikan.
Psikologi pendidikan mencakup semua hal yang bersifat kependidikan terutama
belajar, mengajar, dan belajar-mengajar. Objek riset dan kajiannya berupa siswa
dan guru selaku peserta didik dan pendidik. Perkembangan psikologi pendidikan
dipengaruhi aliran psikologi lain, seperti humanism, behaviorisme, dan
psikologi kognitif. Manfaatnya adalah untuk membantu para guru dan calon guru
dalam memahami proses dan masalah kependidikan serta mengatasi masalah tersebut
dengan metode saintifik psikologis.
B. Definisi Pendidikan Psikologi
Arthur
S. Reber (Syah, 1997 / hal. 12) Psikologi pendidikan adalah sebuah subdisiplin
ilmu psikologi yang berkaitan dengan teori dan masalah kependidikan yang
berguna dalam hal-hal sebagai berikut :
a. Penerapan prinsip-prinsip belajar dalam kelas
b. Pengembangan dan pembaharuan kurikulum
c. Ujian dan evaluasi bakat dan kemampuan
d. Sosialisasi proses-proses dan interaksi proses-proses tersebut dengan pendayagunaan ranah kognitif
e. Penyenggaraan pendidikan keguruan
Barlow (Syah, 1997 / hal. 12) Psikologi pendidikan adalah ...... a body of knowledge grounded in psychological research which provides a repertoire of resource to aid you in functioning more effectively in teaching learning process.
Psikologi pendidikan adalah sebuah pengetahuan berdasarkan riset psikologis yang menyediakan serangkaian sumber-sumber untuk membantu anda melaksanakan tugas-tugas seorang guru dalam proses belajar mengajar secara efektif.
Tardif (Syah, 1997 / hal. 13) Psikologi pendidikan adalah sebuah bidang studi yang berhubungan dengan penerapan pengetahuan tentang perilaku manusia untuk usaha-usaha kependidikan.
a. Penerapan prinsip-prinsip belajar dalam kelas
b. Pengembangan dan pembaharuan kurikulum
c. Ujian dan evaluasi bakat dan kemampuan
d. Sosialisasi proses-proses dan interaksi proses-proses tersebut dengan pendayagunaan ranah kognitif
e. Penyenggaraan pendidikan keguruan
Barlow (Syah, 1997 / hal. 12) Psikologi pendidikan adalah ...... a body of knowledge grounded in psychological research which provides a repertoire of resource to aid you in functioning more effectively in teaching learning process.
Psikologi pendidikan adalah sebuah pengetahuan berdasarkan riset psikologis yang menyediakan serangkaian sumber-sumber untuk membantu anda melaksanakan tugas-tugas seorang guru dalam proses belajar mengajar secara efektif.
Tardif (Syah, 1997 / hal. 13) Psikologi pendidikan adalah sebuah bidang studi yang berhubungan dengan penerapan pengetahuan tentang perilaku manusia untuk usaha-usaha kependidikan.
Witherington
(Buchori dalam Syah, 1997 / hal. 13) Psikologi pendidikan sebagai “ A
systematic study of process and factors involved in the education of human
being. Psikologi pendidikan adalah studi sistematis tentang proses-proses dan
faktor-faktor yang berhubungan dengan pendidikan manusia.
Dengan
demikian, psikologi pendidikan dapat diartikan sebagai salah satu cabang
psikologi yang secara khusus mengkaji perilaku individu dalam konteks situasi
pendidikan dengan tujuan untuk menemukan berbagai fakta, generalisasi dan
teori-teori psikologi berkaitan dengan pendidikan, yang diperoleh melalui
metode ilmiah tertentu, dalam rangka pencapaian efektivitas proses pendidikan.
Psikologi pendidikan sebagai bagian integral dari disiplin ilmu psikologi
berupaya menggunakan konsep atau prinsip-prinsip psikologis dalam memecahkan
masalah-¬masalah yang terjadi dalam dunia pendidikan. Kajian psikologi
pendidikan lebih berfokus kepada kajian psikologis dalam memahami gejala-gejala
psikologis peserta didik dalam proses pendidikan dan pembelajaran di kelas.
Sedangkan
menurut The American People of Encyclopedia bahwa psikologi pendidikan ialah
cabang dari psikologi yang berusaha untuk mengaplikasikan prinsip-prinsip
psikologis dalam memecahkan persoalan pendidikan.Dalam perkembangan lebih
lanjut, psikologi pendidikan meluas menjadi berbagai kajian dalam
mengkajitentang masalah-masalah yang dialami peserta didik dalam proses
pendidikan dan pembela,jaran di kelas. Berbagai kajian tersebut misalnya kajian
tentang psikologi belajar, psikologi mengajar, psikologi bimbingan dan
penyuluhan, dan sebagainya. Kesemua bidang kajian dari psikologi pendidikan
tersebut semuanya bermuara kepada usaha penciptaan proses belajar mengajar yang
efisien dan efektif dalam proses pendidikan dan pembelajaran di kelas dengan
menerapkan prinsip-prinsip psikologis dalam mengetahui dan memahami gejala
aktivitas jiwa dan perilaku peserta didik dalam proses belajar mengajar di
kelas.
C. Psikologi Pendidikan Sebagai Ilmu
Psikologi
pendidikan dapat dikatakan sebagai suatu ilmu karena didalamnya telah memilik
kriteria persyaratan suatu ilmu, yakni :
1. Ontologis; obyek dari psikologi
pendidikan adalah perilaku-perilaku individu yang terlibat langsung maupun
tidak langsung dengan pendidikan, seperti peserta didik, pendidik,
administrator, orang tua peserta didik dan masyarakat pendidikan.
2.
Epistemologis;teori-teori,
konsep-konsep, prinsip-prinsip dan dalil – dalil psikologi pendidikan
dihasilkan berdasarkan upaya sistematis melalui berbagai studi longitudinal
maupun studi cross sectional, baik secara pendekatan kualitatif maupun
pendekatan kuantitatif.
3.
Aksiologis;
manfaat dari psikologi pendidikan terutama sekali berkenaan dengan pencapaian
efisiensi dan efektivitas proses pendidikan.
D. Ruang Lingkup
Kajian Psikologi Pendidikan
Pada uraian tentang pengertian
psikologi pendidikan telah tersirat pembahasan tentang ruang lingkup atau
lapangan psikologi pendidikan, namun untuk mengkaji secara spesifik dan secara
rinci tentang ruang lingku kajian psikologi pendidikan, maka perlu dilakuka
pembahasan secara tersendiri dalam suatu topik khusus Soerjabrata (1974:6-13)
mengemukakan ruang lingkup bidang kajian psikologi pendidikan dilihat dari segi
situasi dan proses pendidikan dengan anak didik sebagai pusatnya yaitu kajian
psikologi tentang siswa dalam situasi pendidikan dalam peninjauan statis dan
dinamis serta kajia hal-hal lain yang erat kaitannya dengan situasi dan prose
pendidikan di kelas.
Dalam peninjauan secara statis,
kajian psikolog tentang siswa dalam situasi pendidikan mencakup kajia tentang
gejala-gejala jiwa atau aktivitas dan tingkah laku yang umum yang terdapat pada
manusia umumnya, yaitu perhatian, pengamatan, tanggapan, ingatan, fantasi,
berfikir sikap, minat, motivasi, inteligensi, dan sebagainya dan kajian tentang
perbedaan-perbedaan individual antar individu-siswa yang mencakup perbedaan
dari segi kepribadian, inteligensi, bakat, minat, dan sebagainya.
"Sedangkan dalam peninjauan secara dinamis, yaitu mencakup kajian
psikologi tentang individu siswa dalam proses pendidikan, yakni perubahan tingkah
laku dan cara¬ cara penilaiannya di dalam pendidikan yang mencakup:
(1) perubahan
perilaku karena pertumbuhan dan perkembangan; atau karena peserta didik
mengalami proses pematangan dan pendewasaan,
(2) perubahan
perilaku karena belajar yang merupakan faktor terpenting dalam proses
pendidikan dan pembelajaran,
(3) cara-cara
mengukur atau mengevaluasi pencapaian karena perubahan-perubahan tersebut,
khususnya karena belajar (La Sulo, 1990:16).
Selain itu, ruang lingkup kajian psikologi
pendidikan juga mencakup kajian-kajian tentang hal-hal lain yang erat kaitannya
dengan situasi dan proses pendidikan, yaitu kajian p aentang bimbingan dan
konseling, kajian psikologis terhadap individu yang mengalami penyimpangan
psikis (jiwa), sosial, dan fisik, kajian tentang implikasi dari prinsip
pendidikan 3 seumur hidup yang menyatakan bahwa pendidikan tidak hanya terbatas
pada sistem persekolahan tetapi pendidikan dapat dilakukan di luar sistem
persekolahan, misalnya pendidikan untuk orang dewasa, dan kajian psikologis
tentang bahan pengajaran yang seharusnya dipilih dan diorganisasikan sedemikian
rupa agar dapat diserap oleh peserta didik. Interaksi psikologis dalam proses
belajar mengajar antara peserta didik dengan guru sebagai pendidik dan pengajar
di kelas, juga menjadi objek kajian dari psikologi pendidikan. Dengan kata
lain, ruang lingkup ajian dari psikologi pendidikan ialah mencakup semua
penerapan prinsip-prinsip psikologis dalam proses pendidikan dan pembelajaran
peserta didik di kelas di berbagai institusi pendidikan, baik di lembaga
pendidikan formal (di lingkungan sekolah), non formal (di lingkungan
masyarakat), dan informal (di lingkungan keluarga).
Dalam membahas tentang ruang lingkup dari psikologi pendidikan, juga dibahas tentang pusat perhatian dari psikologi pendidikan sebagai disiplin ilmu yang merupakan bagian integral dari psikologi umum. Suardiman (1988:6) mengemukakan bahwa ada tiga elemen yang menjadi pusat perhatian dalam pendidikan yang juga menjadi pusat perhatian oleh para ahli psikologi pendidikan dan para guru, yaitu anak didik, proses belajar, dan sekilas" belajar. Ketiga elemen ini saling berkaitan selalu sama lain. Peserta didik merupakan elemen yang terpentin diantara elemen yang lain (termasuk elemen situasi belaja dan elemen proses belajar). Ini bukan berarti bahwa faktor manusia (peserta didik) lebih penting dari faktor prose belajar dan situasi belajar, tetapi yang jelas tanpa hadirny faktor peserta didik tidak mungkin akan terjadi peristiwa belajar atau interaksi belajar mengajar dalam lembaga pendidikan formal, non formal, dan informal. Tanpa kehadiran peserta didik di kelas di suatu lembaga pendidikan tidak mungkin akan ada proses pembelajaran karena peserta didik merupakan objek dari proses pendidikan dan pembelajaran di kelas. Peserta didik diibaratkan seperti pembeli dalam suatu proses penjualan pasar yang akan membeli (menerima) ilmu pengetahua dari guru sebagai transformator pengetahuan (penjual kepada peserta didik yang berperan sebagai manusia yan belum dewasa untuk didewasakan. Proses pembelajaran sebagai elemen yang menjadi pusat perhatian dari psikologi pendidikan, merupakan elemen penentu keberhasilan proses pendidikan. Tanpa ada interaksi yang timbal balik antara guru sebagai pendidik, dan pengajar dengan peserta didik sebagai objek yang dididik dan diajar tidak mungkin akan terjadi proses ; pembelajaran di kelas atau di tempat belajar tertentu. . Melalui proses pembelajaran yang interaktif antara guru dan peserta didik akan terjadi perubahan perilaku kepada peserta didik yang ditandai dengan gejala peserta didik menjadi tahu terhadap materi pelajaran yang dipelajarinya dari tidak tahu pada waktu sebelum mempelajari materi pelajaran tertentu.
Dalam membahas tentang ruang lingkup dari psikologi pendidikan, juga dibahas tentang pusat perhatian dari psikologi pendidikan sebagai disiplin ilmu yang merupakan bagian integral dari psikologi umum. Suardiman (1988:6) mengemukakan bahwa ada tiga elemen yang menjadi pusat perhatian dalam pendidikan yang juga menjadi pusat perhatian oleh para ahli psikologi pendidikan dan para guru, yaitu anak didik, proses belajar, dan sekilas" belajar. Ketiga elemen ini saling berkaitan selalu sama lain. Peserta didik merupakan elemen yang terpentin diantara elemen yang lain (termasuk elemen situasi belaja dan elemen proses belajar). Ini bukan berarti bahwa faktor manusia (peserta didik) lebih penting dari faktor prose belajar dan situasi belajar, tetapi yang jelas tanpa hadirny faktor peserta didik tidak mungkin akan terjadi peristiwa belajar atau interaksi belajar mengajar dalam lembaga pendidikan formal, non formal, dan informal. Tanpa kehadiran peserta didik di kelas di suatu lembaga pendidikan tidak mungkin akan ada proses pembelajaran karena peserta didik merupakan objek dari proses pendidikan dan pembelajaran di kelas. Peserta didik diibaratkan seperti pembeli dalam suatu proses penjualan pasar yang akan membeli (menerima) ilmu pengetahua dari guru sebagai transformator pengetahuan (penjual kepada peserta didik yang berperan sebagai manusia yan belum dewasa untuk didewasakan. Proses pembelajaran sebagai elemen yang menjadi pusat perhatian dari psikologi pendidikan, merupakan elemen penentu keberhasilan proses pendidikan. Tanpa ada interaksi yang timbal balik antara guru sebagai pendidik, dan pengajar dengan peserta didik sebagai objek yang dididik dan diajar tidak mungkin akan terjadi proses ; pembelajaran di kelas atau di tempat belajar tertentu. . Melalui proses pembelajaran yang interaktif antara guru dan peserta didik akan terjadi perubahan perilaku kepada peserta didik yang ditandai dengan gejala peserta didik menjadi tahu terhadap materi pelajaran yang dipelajarinya dari tidak tahu pada waktu sebelum mempelajari materi pelajaran tertentu.
Gejala lain dari terjadinya
perubahan perilaku pada peserta didik, yaitu peserta didik memperoleh
keterampilan tertentu seperti keterampilan dalam berbicara, berdiskusi, bergaul
dan berteman, dan keterampilan lain yang membutuhkan aktivitas sensorik dan
motorik dan perubahan dari aspek sikap (afektif), yaitu dari bersikap kurang
baik atau kurang positif terhadap guru, orangtua, masyarakat, dan pihak terkait
lainnya menjadi bersikap positif terhadap pihak-pihak tersebut sebagai buah
atau hasil dari proses pendidikan yang berkualitas. Perubahan dari segi
perilaku yang lain berupa perilaku peserta didik dari tidak disiplin dalam
hidup menjadi disiplin (termasuk disiplin dalam melakukan aktivitas belajar),
dari penampilan dalam berpakaian tidak rapi menjadi rapi dan bersih, dari beperilaku
kurang santun menjadi sopan dan santun, dan berbagai aspek pengetahuan
(kognitif), afektif (sikap), dan keterampilan (psikomotorik) sebagai buah dari
hasil proses pendidikan dan pembelajaran di setting (tempat) belajar.
Slameto (1988:68) menyatakan bahwa
agar proses pembelajaran di kelas dapat maksimal dan optimal, maka hubungan
antara guru dengan peserta didik dan hubungan peserta didik dengan sesama
peserta didik yang lain harus timbal balik dan komunikatif satu sama lainnya.
Proses pembelajaran hanya dapat terjadi jika antara guru dengan siswa terjadi
komunikasi dan interaksi timbal balik yang edukatif. Jadi proses pembelajaran
di kelas dipengaruhi oleh hubungan yang ada dalam proses pembelajaran itu
sendiri. Jadi cara belajar siswa juga dipengaruhi oleh relasi siswa dengan
gurunya. Hubungan guru dengan siswa sebagai peserta didik yang tercipta dengan
baik, maka siswa akan senang kepada gurunya dan juga akan menyukai materi
pelajaran yang diajarkan oleh gurunya sehingga siswa dapat menguasai materi
pelajaran dengan baik. Sebaliknya, jika hubung guru dengan siswa kurang
komunikatif dan harmonis, siswa akan membenci atau tidak senang kepada gurun
dan menyebabkan siswa tidak senang menerima pelajar dari guru tersebut,
akibatnya siswa tidak sukses bela dalam mata pelajaran tersebut.
Guru yang kurang komunikatif dan
edukatif dalam berinteraksi dengan siswanya, akan menyebabkan proses
pembelajaran di kelas berjalan tidak optimal dan maksim Selain itu, siswa akan
menjauhkan diri dari guru sehing siswa tersebut tidak dapat aktif dalam
mengikuti pro; belajar mengajar di kelas. Oleh karena itu, para calon guru dan
para guru yang telah mengajar harus menguasai pengetahuan tentang didaktik dan
metodik pembelajara, misalnya menguasai dan menerapkan pengetahuan tentang
dinamika kegiatan dalam strategi belajar mengajar, interal dan motivasi belajar
mengajar, dan berbagai pendekat, dalam proses belajar mengajar. Situasi belajar
juga merupakan elemen penting yang berkontribusi positif terhadap terciptanya
proses pembelajaran. Situasi belajar menunjuk kepada lingkung dimana proses
belajar itu terjadi. ruang kelas, ruang perpustakaan, dan ruang laboratorium
merupakan lingkung belajar yang sangat mempengaruhi situasi belajar di tempat
belajar tersebut. Kondisi lingkungan di ruang kelas, di ruang perpustakaan, dan
di ruang laboratorium sangat mempengaruhi kesuksesan belajar bagi peserta didik
dan kesuksesan mengajar bagi guru.
Ruang kelas, perpustakaan, dan ruang
laboratorium yang memiliki fasilitas belajar yang memadai, kondisinya tenang,
sirkulasi udara yang lancar, dan cukup luas untuk menampung jumlah siswa yang
ideal, la merupakan situasi belajar menyenangkan yang dapat membangkitkan minat
dan motivasi belajar peserta dalam belajar dan minat dan motivasi mengajar bagi
guru. Situasi belajar menunjuk kepada suatu faktor atau kondisi yang
mempengaruhi siswa atau proses belajar. Guru merupakan satu faktor dalam
situasi belajar di samping situasi udara, penerangan, komposi tempat duduk,
dansebagainya (Suardiman, 1988:7).
Sikap guru, semangat kelas, sikap masyarakat,
dan suasana perasaan di sekolah juga merupakan faktor yang mempengaruhi situasi
belajar di tempat belajar yang pada akhirnya mempengaruhi kualitas proses dan
hasil pembelajaran. Untuk dapat
menjadi guru yang profesional dalam mendidik dan mengajar peserta didik melalui
proses ruang pembelajaran di kelas, maka selain harus memperhatikan ketiga
elemen pokok yang menjadi pusat perhatian dari psikologi pendidikan tersebut di
atas, juga harus memperhatikan dan menguasai pengetahuan tentang didaktik
metodik pengajaran dan hall lain yang terkait dengan masalah peserta didik.
Pengetahuan didaktik metodik pengajaran dan hal lain yang terkait dengan
masalah peserta didik, misalnya pengetahuan tentang gejala aktivitas umum jiwa
peserta didik, kepribadian, inteligensi, dan bakat peserta didik, perkembangan
anak dan perkembangan remaja sebagai subjek didik, belajar dan permasalahannya,
teori¬teori belajar, interaksi belajar mengajar di kelas dan permasalahannya,
keterkaitan perilaku guru terhadap dinamika kelas, pembinaan disiplin di dalam
kelas, motivasi belajar dan permasalahannya, strategi belajar mengajar
manajemen kelas untuk interaksi belajar mengajar, dan masalah-masalah khusus
dalam pendidikan dan pengajaran.
Namun menurut Sumadi Suryobroto ( 1987 ) Ruang Lingkup psikologi
pendidikan meliputi :
• Pengetahuan tentang psikologi pendidikan : pengertian ruang lingkup, tujuan mempelajari dan sejarah munculnya psikologi pendidikan
• Pembawaaan
• Lingkungan fisik dan psikologis
• Perkembangan siswa
• Proses – proses tingkah laku
• Hakekat dan ruang lingkup belajar
• Faktor yang mempengaruhi belajar
• Hukum dan teori belajar
• Pengukuran pendidikan
• Aspek praktis pengukuran pendidikan
• Transfer belajar
• Ilmu statistik dasar
• Kesehatan mental
• Pendidikan membentuk watak / kepribadian
• Kurikulum pendidikan sekolah dasar
• Kurikulum pendidikan sekolah menengah
• Pengetahuan tentang psikologi pendidikan : pengertian ruang lingkup, tujuan mempelajari dan sejarah munculnya psikologi pendidikan
• Pembawaaan
• Lingkungan fisik dan psikologis
• Perkembangan siswa
• Proses – proses tingkah laku
• Hakekat dan ruang lingkup belajar
• Faktor yang mempengaruhi belajar
• Hukum dan teori belajar
• Pengukuran pendidikan
• Aspek praktis pengukuran pendidikan
• Transfer belajar
• Ilmu statistik dasar
• Kesehatan mental
• Pendidikan membentuk watak / kepribadian
• Kurikulum pendidikan sekolah dasar
• Kurikulum pendidikan sekolah menengah
DAFTAR PUSTAKA
Santrock, W John. 2004.
Educational Psychology: 2nd Edition. McGraw-Hill Company, inc.
http://ppiasep.blogspot.com/2010/10/ruang-linikgkup-dan-pengertiann.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Psikologi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar